Senin, 01 Februari 2010

Orangtua Jangan Kebanyakan Tidur

London, Setelah menjadi lansia (lanjut usia), seseorang harus tidur lebih sedikit dibanding waktu muda dulu. Studi menyebutkan, lansia yang sering tidur akan lebih cepat merasa lelah dan pikun dibanding lansia yang tidur lebih sedikit.

Kebanyakan lansia disuruh untuk banyak-banyak beristirahat agar tidak kecapekan. Tapi studi yang dipimpin peneliti dari Clinical Research Centre, University of Surrey, Inggris menyebutkan bahwa lansia justru tidak akan mengalami kecapekan dan juga insomnia jika mengurangi jumlah jam tidurnya.

Dalam Journal Sleep juga disebutkan, lansia lebih mudah terganggu tidurnya daripada orang muda sehingga dengan membatasi waktu tidurnya bisa membantu mengurangi gangguan saat tidur.

"Pengurangan waktu tidur bisa dijadikan terapi efektif untuk menangani insomnia pada lansia," ujar Derk Jan Dijk dari University of Surrey seperti dilansir Telegraph, Selasa (2/2/2010).

Biasanya jika seseorang merasa lelah atau ngantuk saat siang hari, itu karena kurang tidur waktu malamnya. Namun yang terjadi pada lansia justru sebaliknya, kelelahan di siang hari adalah dampak dari kebanyakan tidur di malam harinya.

Kesimpulan itu dihasilkan berdasarkan survei terhadap 110 partisipan. Peneliti mengatakan, lansia berumur 65 tahun ke atas yang tidur lebih dari 8 jam waktu malamnya lebih cepat merasa capek bahkan cenderung mengalami gejala pikun atau Alzheimer dibanding lansia yang tidur hanya 6 jam atau kurang.

Meski belum diketahui alasan pasti mengapa lansia yang tidur lebih sedikit jauh lebih produktif, tapi peneliti menduga perubahan level hormon dan beberapa zat lainnya dalam otak lansia adalah faktor pemicunya.(fah/ir)

Sumber: detikhealt

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar